Perbedaan Proses Biji Kopi memainkan peran penting dalam menentukan cita rasa akhir dari secangkir kopi. Terdapat beberapa metode utama, seperti proses kering (natural), proses basah (washed), dan proses honey. Perbedaan Proses Biji Kopi kering melibatkan pengeringan biji kopi bersama lapisan kulit dan daging buahnya, menghasilkan rasa yang lebih kompleks dan manis. Sementara itu, perbedaan proses biji kopi basah, yang memisahkan kulit dan daging buah lebih awal sebelum fermentasi, menghasilkan rasa yang lebih bersih dan cerah. Perbedaan proses biji kopi honey adalah kombinasi dari kedua metode tersebut, di mana biji kopi dikeringkan dengan sebagian lendir buah masih menempel, menciptakan keseimbangan antara manis dan keasaman.
Proses pengolahan biji kopi adalah langkah penting yang sangat mempengaruhi rasa, aroma, dan kualitas akhir kopi. Ada beberapa metode utama dalam pengolahan biji kopi, masing-masing dengan karakteristik dan dampak tersendiri terhadap profil rasa. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan proses pengolahan biji kopi:
1. Proses Basah (Washed Process)
Proses basah, juga dikenal sebagai “washed process,” adalah salah satu metode pengolahan kopi yang paling umum digunakan. Pada proses ini, biji kopi dipisahkan dari lapisan daging buahnya dengan menggunakan air. Langkah-langkah utama dalam proses ini meliputi:
- Pemisahan Buah dan Biji: Buah kopi yang telah dipanen pertama-tama direndam dalam air. Buah yang mengapung biasanya dibuang karena dianggap kurang berkualitas. Buah yang baik kemudian dimasukkan ke dalam mesin pulper untuk memisahkan biji dari lapisan dagingnya.
- Fermentasi: Biji yang telah dipisahkan kemudian difermentasi dalam tangki berisi air selama 12 hingga 48 jam. Fermentasi ini membantu menghilangkan sisa lendir yang menempel pada biji.
- Pengeringan: Setelah proses fermentasi, biji kopi dicuci bersih dan kemudian dijemur atau dikeringkan dengan mesin hingga kadar airnya mencapai sekitar 10-12%. Biji yang sudah kering ini dikenal sebagai “parchment coffee” sebelum dihilangkan kulit tanduknya (parchment) dalam tahap akhir.
Karakteristik Rasa: Proses basah cenderung menghasilkan kopi dengan rasa yang lebih bersih, terang, dan lebih asam. Rasa kopi yang dihasilkan lebih konsisten, sehingga proses ini sering digunakan untuk kopi-kopi dengan kualitas premium.
2. Proses Kering (Natural Process)
Proses kering, atau “natural process,” adalah metode pengolahan kopi yang lebih tradisional dan lebih sedikit menggunakan air. Dalam proses ini, buah kopi dijemur bersama bijinya tanpa memisahkan lapisan daging buah. Berikut langkah-langkah utama dari proses kering:
- Penjemuran: Buah kopi yang telah dipanen dijemur langsung di bawah sinar matahari di atas permukaan yang bersih. Proses ini bisa memakan waktu beberapa minggu, tergantung pada cuaca. Selama proses penjemuran, buah kopi harus sering dibolak-balik untuk memastikan pengeringan yang merata dan mencegah fermentasi berlebihan.
- Pengupasan: Setelah buah kopi kering, kulit buah dan dagingnya akan menjadi kering dan keriput. Buah kering ini kemudian dikupas untuk mendapatkan biji kopi yang ada di dalamnya.
Karakteristik Rasa: Kopi yang dihasilkan dari proses kering cenderung memiliki profil rasa yang lebih kompleks dan buah-buahan, dengan tingkat manis yang lebih tinggi. Namun, proses ini lebih rentan terhadap variasi rasa, tergantung pada kondisi pengeringan.
3. Proses Semi-Basah (Wet-Hulled Process)
Proses semi-basah, atau “wet-hulled process,” adalah metode yang banyak digunakan di Indonesia, terutama di Sumatra. Metode ini merupakan gabungan antara proses basah dan proses kering. Langkah-langkah utamanya adalah:
- Pengupasan Buah: Buah kopi yang telah dipanen dikupas menggunakan mesin, mirip dengan proses basah. Namun, biji yang masih terbungkus lendir dikeringkan terlebih dahulu hingga kadar airnya turun sekitar 30-40%.
- Pengeringan dan Pengupasan Lanjutan: Biji kemudian dibawa ke penggilingan untuk menghilangkan kulit tanduknya (parchment), meskipun biji belum sepenuhnya kering. Setelah itu, biji kopi kembali dijemur hingga mencapai kadar air sekitar 12-13%.
Karakteristik Rasa: Proses semi-basah cenderung menghasilkan kopi dengan tubuh yang lebih kuat, tingkat keasaman yang lebih rendah, dan profil rasa yang lebih dalam dan bersahaja, sering dengan catatan rasa rempah atau tanah.
4. Proses Honey (Honey Process)
Proses honey adalah metode pengolahan yang menggabungkan elemen dari proses basah dan kering. Dalam proses ini, biji kopi dipisahkan dari lapisan daging buahnya, tetapi sebagian lendir (mucilage) dibiarkan menempel pada biji selama penjemuran. Proses ini terbagi lagi menjadi beberapa subkategori seperti Yellow Honey, Red Honey, dan Black Honey, tergantung pada seberapa banyak lendir yang dibiarkan dan lamanya penjemuran.
Karakteristik Rasa: Kopi yang dihasilkan dari proses honey biasanya memiliki rasa manis seperti madu, dengan tubuh yang baik dan keasaman yang lebih seimbang.
Setiap metode pengolahan biji kopi menawarkan karakteristik rasa yang unik, yang memungkinkan penikmat kopi untuk merasakan berbagai macam profil rasa. Proses basah memberikan rasa yang bersih dan terang, proses kering menawarkan kompleksitas dan manis alami, sementara proses semi-basah dan honey memberikan variasi rasa yang unik, sering kali dengan tubuh yang lebih kuat dan manis yang seimbang. Memahami perbedaan ini membantu penikmat kopi untuk memilih kopi yang paling sesuai dengan selera pribadi mereka.
Semua rasa ini bisa didapatkan saat Anda memproses seduh kopi salah satunya dengan metode drip seperti V60 dan Pour-over. Atau bisa juga dengan menggunakan Automatic coffee Maker seperti Siroca Café Bako Pro yang akan membantu Anda mendapatkan rasa kopi terbaik dengan cara yang lebih mudah.
Reference :
https://ottencoffee.co.id/majalah/mengenal-macam-macam-proses-kopi